Karya Indonesia Kuno Termahal

Karya Indonesia Kuno Termahal

Prosesi Bali Master Lehman Fong menjadi mahakarya termahal di Indonesia pada tahun 2017. Selesai pada tahun 1941, lukisan itu bernilai HK $ 15,7 juta, atau HK $ 27,28 miliar, di Lelang Sotheby’s di Hong Kong. Lee Man Fong (1913-1988) adalah seorang pelukis istana pada masa Presiden Sukarno. Karyanya menampilkan kombinasi lukisan Barat dan gaya tradisional Tiongkok. Sudjojono dan Le Mayeur juga masuk dalam 10 Mahakarya Paling Mahal di Indonesia tahun 2017. Siapa lagi yang menghasilkan karya termahal? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Andong/Horse Cart (1969) – HK$2,5 juta (US$320.150)

Karya Indonesia Kuno Termahal

Lukisan karya Afandi (1907-1990) ini dijual di Rumah Lelang Christie’s Hong Kong pada November 2017 dengan harga HK $ 2,5 juta (Rp 4,34 miliar). Seperti kebanyakan karya Afandi, Andon menunjukkan kepribadiannya yang dalam dan rasa syukurnya. Kerajinan.

Colosseum, Roma (1972) – HK$3,22 juta (US$414.382)

Lukisan ini menjadi bagian penting dari karir Afandi. Itu dibuat ketika Afandi mengunjungi Colosseum Amphitheatre di Roma, Italia pada musim dingin. Dia berdiri di samping restoran pizza untuk melawan hawa dingin dan melukis langsung dengan jari-jarinya. Colosseum di Roma dijual seharga HK $ 3,2 juta (Rp 5,59 miliar) di lelang Sotheby di Hong Kong.

Abstract Composition (1968) –HK$3,22 juta (US$414)

Ahmad Sadari (1924-1987), anggota Sekolah Seniman Bandung, bekerja dengan memadukan unsur seni dan religius. Setelah lulus dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (sekarang Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB), ia diangkat sebagai bapak seni lukis abstrak di Indonesia.

Karya abstrak yang dulunya merupakan koleksi pribadi diplomat Denmark ini terjual seharga HK $ 3,2 juta (Rp5,59 miliar) pada lelang di Sotheby Hong Kong hingga April 2017.

Never Lose Your Fighting Spirit –HK$3,66 juta (US$469.578)

Hendra Gunawan (1918-1983) banyak terinspirasi ketika berjuang selama revolusi dan menghasilkan karya-karya dengan nuansa populer. Namun, setelah masuk Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan bekerja dengan masyarakat, Hendragnawan dipenjara selama 13 tahun sejak 1965 hingga 1978. Never Lose Your Fighting Spirit dilelang oleh Christie’s Hong Kong pada November 2017 seharga HK $ 366 juta (Rp 6,36 miliar).

The Lotus Pond – HK$3,94 juta (US$507.039)

Adrien-Jean Le Mayeur de Meprès (1880-1958) lahir dari keluarga bangsawan di Brussel, Belgia. Ia tiba di Bali pada tahun 1932 dalam usia 52 tahun, yang menjadi momen penting dalam hidupnya. Di Bali, Le Mayur mengenal penari legong bernama Ni Pollock, yang menjadi satu-satunya model lukisannya dan kemudian menjadi istrinya. Misalnya saja perempuan Lotus Pond yang diperlihatkan oleh Ni Pollok. Lotus Pond dilelang di Sotheby’s di Hong Kong seharga HK $ 394 juta (Rp 6.85 miliar).

The Eagle (1948) – €450 ribu (US$506.295)

Lee Man Fong suka memelihara hewan seperti ayam, merpati, burung beo, dan anjing. Halaman rumah juga dihiasi dengan kolam tempat tinggal ikan mas. Pantas saja dia sering menggambar hewan peliharaan. Dalam metafora masyarakat Tionghoa, elang di atas batu melambangkan pahlawan yang bertarung sendirian. Dalam agama Hindu, Garuda, kendaraan Sir Wisnu, digunakan sebagai lambang negara Indonesia. Man Fong menggabungkan dua simbol kuno menjadi satu bagian, Elang. Elang dijual ke rumah lelang Zeeuws Veilinghuis di Miderburg seharga € 450 juta (Rp 7,23 miliar).

Penjual Ikan/The Fish Seller (1981) – HK$5,38 juta (US$688.747)

Dibuat di akhir karya Hendragnawan, gudang ikan ini menampilkan gaya geometris yang unik dan berbagai warna cerah. Karya ini merupakan bentuk pujian atas karakter sederhana namun elegan yang setiap hari ditemui Hendra Gunawan. Penjual ikan itu dilelang di Sotheby di Hong Kong seharga HK $ 538 juta (Rp935 miliar).

Related Posts