Kreasi Benda Keramik Prestige dalam Kekuatan Milenial

Di pinggiran Salatiga, anak muda bekerja di daerah itu. Jari-jari mereka bertemu. Tangannya tenggelam dalam cangkir lipat dan saus dari tanah liat.

Di bagian kedua, wanita itu tampak sedang memperhatikan pot tanah liat di depan matanya. “Ini Bu Inggrid. Sedang mencari produk enamel,” kata Roy Wibisono Anang Prabowo saat mulai berbincang dengan kami, Senin (11 Februari 2020) di Naruna Innovative Air Production Center, Jetis Salatiga. .

Roy memperkenalkan kami kepada Inggrid sebagai salah satu staf R&D di situs kreatif Narun. Menurut Roy, kemampuan penelitian ini memungkinkan tanaman tanah liat miliknya berkembang selama wabah infeksi virus corona (COVID-19) 2019. “Dan di sini kami sedang mengerjakan probe kaca,” kata Inggrid.

1. Penelitian UKM tanah liat poten utama dalam pengobatan epidemi DISEASE-19

Roy mengatakan tenaga riset jarang digunakan oleh usaha kecil, menengah dan menengah (UMKM) di bidang gerabah buatan tangan. Padahal, dalam riset ini, pihak Kalian bisa menentukan pangsa pasar sasaran di Indonesia, khususnya Jawa Tengah.

Roy menjelaskan bahwa industri Ruang Angkasa Inovatif juga tangguh berkat hasil penelitian yang patut dicontoh. Pangsa pasarnya tidak pernah menurun sejak dimulainya pandemi COVID-19. Menurut Roy, pelanggan penjualan gerabah mencatatkan pertumbuhan yang sangat besar saat Naruna memulai usahanya pada September 2019 lalu.

“Penjualan Isbeddelkeenna terus meningkat karena kami xoogannahay masing-masing. Kami juga xoogannahay riset. Akibatnya, penjualan pabrik lain di lumpur telah turun, tapi saya xasilloonnahay. Penjualan akan bertambah selama bencana. Katanya. Diterima.

2. Ratusan ribu pekerja telah disewa untuk menambah nilai pada tanah liat.

Untuk meningkatkan produktivitasnya, Roy sangat membutuhkan staf. Di bidang penelitian keramik, ia hanya ingin menarik minat desain berbakat dan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) di Sol dan Yogyakarta.

Untuk memasarkan produknya, Roy mempercayai anak muda yang suka kotor di media sosial (media sosial). Karena tantangan perekrutan, Roy pun harus mengumpulkan ratusan artis untuk menguji kemampuannya.

“Dari 200 seniman yang diuji, saya hanya menerima satu atau dua yang bisa dipekerjakan sebagai karyawan di Naruna. Seleksinya sangat terbatas. Tidak mudah. ​​Tapi staf di Naruna dipilih dengan kualitas tinggi.” Kata Roy.

Meski hanya bekerja selama satu tahun dua bulan, Roy mengatakan pabrik tanah liat miliknya kini memiliki ratusan pekerja. Sebagian besar berusia antara 22 dan 25 tahun. “Apa yang kami pekerjakan adalah bahwa sebagian besar anak muda sangat menyukai game YouTube, mereka menikmati media sosial, tetapi mereka juga menikmati seni dan desain. Mereka berperan penting dalam mempromosikan produk tanah liat Naruna,” katanya.

“Cara yang mereka gunakan untuk cup, saos dan meja produksi Naruna memiliki nilai jual yang sangat besar di mata konsumen. Nah, strategi seperti ini menurut Pak Jokowi berarti sudah waktunya untuk UKM,” ujarnya bangga.

3. Berbagai glossy enamel telah dikembangkan yang mampu menarik segmen pasar modern.

Roy, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kimia Undip, mengakui bahwa keputusan ketangguhan dan tujuan pemasaran digital yang ia miliki termasuk rasisme membuat industri ini lebih tinggi dari pasar dalam negeri dan luar negeri.

Roy meyakini peningkatan jumlah pengikut di Instagram, Bukalapak, Google, YouTube dan sejenisnya juga sejalan dengan peningkatan penjualan. Gunakan semua saluran pemasaran online untuk meningkatkan reputasi gerabah industri.

“Kita yang sudah banyak peminatnya akhirnya bisa bikin silau dalam bentuk yang tidak biasa dan kekinian. Pada awalnya kita melihat bagian tengah dan atas. Kami telah melihat bahwa ada kebutuhan di sini. “Karena pada zaman dahulu orang ingin makan, mereka mulai berdoa.” Mereka ingin makan gambar. Ini adalah acara yang kami lihat. “Saat orang-orang minum dengan cangkirnya, Naruna terus memotret, yang menguntungkan kita,” katanya.

Baca Juga : 5 Kota Seni Terbaik Di Dunia

Related Posts